Friday 1 March 2013

MEMAHAMI MEDIA LITERACY DI ERA INFORMASI

media+literacy+politik+Indonesia
MEMAHAMI MEDIA LITERACY ATAU DIGITAL LITERACY DI ERA INFORMASI. Dalam kesempatan memberikan kuliahnya, Hidayat Nahwi Rasul menyampaikan tentang Media Literacy. Artikel berikut merupakan rangkuman seputar Media Literacy. Perkembangan media menjadi sebuah industry yang dimiliki konglomerasi yang kemudian mereka masuk ke dunia politik sehingga disamping ada kepentingan ekonomi ada juga kepentingan politik. Konglomerasi industry pers berkembang ke industry lainnya seperti industry minyak dst. Bisa kita lihat di tahun politik ini, dimana beberapa stasiun Televisi Swasta Nasional yang berlomba-lomba menampilkan tokoh-tokoh elit politik untuk menguak kasus-kasus korupsi ke hadapan publik. Stasiun Televisi yang satu dan yang lainnya bisa memiliki kepentingan yang berbeda jika sudah ditunggangi kepentingan politik. Pers memiliki agenda setting, yaitu apa yang dianggap penting oleh media sehingga membentuk opini masyarakat untuk juga menganggap penting hal tersebut.

PENGARUH RATING TERHADAP NILAI UANG BEREDAR DI MEDIA

Diperkirakan nilai iklan yang beredar di dunia pertelevisian Indonesia saat ini berkisar Rp 47 T per tahun. Sebagai contoh : acara Bukan Empat Mata yang punya rating cukup tinggi memiliki income Rp. 3,5 miliar setiap malamnya dimana setiap iklan yang muncul bernilai 250 juta perak per detik. Presenter utama Tukul Arwana berhonor sekitar Rp. 60 juta per malam. Untuk menjaga rating tetap tinggi, Tukul dijaga dan diarahkan sedemikian untuk menjaga kredibilitasnya sehingga tetap menarik atensi masyarakat.


DAMPAK PORNOGRAPHY TERHADAP RATING MEDIA

Pada dasarnya rating-lah yang mendatangkan uang bagi televisI. Lembaga Survey, people matter merupakaN tools yang digunakan untuk mengukur rating, dimana menonton diatas 8 detik sudah dianggap menonton. Acara yang dapat meninggikan rating, antara lain pornography. Oleh karena itu tak heran jika kemudian pornography digunakan secara massive untuk meningkatkan rating. Ketika terkuaknya berita tentang Ariel Peter Pan beberapa tahun yang lalu, hampir semua media antri untuk menampilkan Ariel untuk menyedot perhatian masyarakat sehingga dapat meningkatkan rating.

Ini menunjukkan masyarakat sudah dibuat sakit karena lebih senang menyaksikan pornography secara massive yang dilakukan oleh televisi pada umumnya. Media meng-engineer hal-hal yang mereduksi moralitas masyarakat. Adanya pembiaran oleh pejabat pemerintah. Empat Mata diubah menjadi Bukan Empat mata. Ini yang kemudian harus diatur oleh pemerintah. Sebab hal ini berdampak langsung terhadap moralitas masyarakat.

Hidup sekarang ini merupakan hidup dijaman akhir. Banyak kerusakan-kerusakan yang terjadi di masyarakat.  Tawuran merupakan buah dari tontonan kekerasan saat ini. Film Action (kekerasan), game dll menjadi inspirasi teenagers dalam berperilaku. Menonton pornography identik dengan orang belajar 12 jam. Otak diporsir untuk menyedot perhatian.


PENTINGNYA MEMAHAMI MEDIA LITERACY DI ERA INFORMASI

Masyarakat menganggap berita di surat kabar adalah sebuah kebenaran public. Koran dianggap lebih benar daripada Al Quran. Kemampuan secara efektif dan efisien dalam memahami media merupakan media literacy. Jadi, media literacy adalah kemampuan menganalisa berita yang ada di media mana yang layak dan mana yang tidak layak dikonsumsi.

Teknik Framing dan Agenda Setting merupakan upaya pers dalam menghasilkan berita di media. Framing berarti mengarahkan perhatian public kepada sebuah topic sehingga terbentuk opini yang diharapkan sesuai dengan agenda setting.

Artikel Terkait Obrolan Politik ,Pendidikan Politik Indonesia

0 comments:

Post a Comment