NEGARA YANG SUDAH PINDAH IBU KOTA 3 Skenario wacana perpindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta dilemparkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingat masalah Jakarta yang kompleks mulai dari banjir hingga macet. 6 Negara berikut ini sudah mengalami perpindahan dan pemisahan ibu kota. Negara mana saja?
Di Indonesia, wacana Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah sudah pernah dilemparkan presiden RI pertama, Soekarno, menjadi ibu kota Indonesia karena terletak di pulau yang tak dilalui lempeng tektonik dan relatif aman dari gempa. Letaknya juga di tengah-tengah Indonesia. Presiden kedua Soeharto pernah melemparkan Jonggol di Jawa Barat sebagai ibu kota Indonesia.
Oh ya, jangan lupakan sejarah bahwa pada saat penjajahan usai kemerdekaan, ibu kota Indonesia pernah dipindahkan ke Yogyakarta dari tahun 1945-1949, kemudian dipindahkan darurat ke Bukittinggi, Sumatera Barat karena Yogyakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer II.
Jadi bukan tak mungkin ibu kota Indonesia dipindahkan. Di dunia, seperti dilansir dari geography.about.com, ada 20-an negara di Asia, 10 negara di Eropa, 6 negara di Afrika, 4 negara di Amerika Latin dan 2 negara di Amerika Utara yang tercatat pernah memindahkan ibu kotanya.
6 NEGARA YANG SUDAH PINDAH IBU KOTA
Nah, berikut 6 negara di antaranya yang memindahkan ibu kotanya seperti dilansir detikcom dari berbagai sumber:
1. Malaysia
Negara jiran serumpun Indonesia ini memiliki 2 ibu kota berbeda berdasarkan fungsinya. Awalnya, ibu kota negara Malaysia adalah di Kuala Lumpur atau yang lebih populer disingkat KL. KL adalah pusat budaya, bisnis, keuangan, pusat pemerintahan, kediaman Raja hingga lokasi parlemen. Nah, sekitar akhir masa 1980-an, KL mengalami apa yang Jakarta alami saat ini. Penduduk sangat padat dengan lalu lintas yang hampir terkunci di jalanan. Saat itu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad lantas memikirkan untuk memindahkan ibu kota untuk memindahkan pusat pemerintahannya. Putrajaya, yang terletak 25 km di selatan KL pun dipilih, direncanakan tata kotanya, dibangun gedung-gedung kantor perdana menteri hingga kementerian, serta infrastruktur yang lain. Pemerintahan pusat dan jajarannya pun pindah pada tahun 1999. Kini ada kereta cepat yang menghubungkan Putrajaya dan KL, utamanya ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). KL tetap menjadi ibu kota Malaysia, pusat parlemen, kediaman raja hingga pusat bisnis dan finansial.
2. Myanmar
Ibu Kota Myanmar sebelumnya adalah Rangoon atau Yangon. Pada November 2005, para PNS tiba-tiba diberitahu oleh pemerintahan junta militer saat itu untuk pindah ke Naypyidaw, 320 km utara Yangon. Pada 11 November 2005, ada 1.100 truk militer, 11 batalion dan 11 kementerian berkonvoi meninggalkan Yangoon. Awalnya, pemerintah junta militer juga tak menghendaki keluarga para PNS pindah ke kota ini. Ternyata, Naypyidaw sudah direncanakan dan dibangun sejak tahun 2002 namun tak dipublikasikan. Sekitar 25 perusahaan konstruksi dikontrak pemerintah untuk membangun kota itu. Pembangunan kota rampung pada tahun 2012. Hingga kini Naypyidaw menjadi kota terbesar ketiga setelah Yangoon dan Mandalay. Junta militer beralasan pemindahan ini karena Yangoon sudah terlalu padat dan hampir tak memiliki ruang lagi untuk pembangunan gedung pemerintahnya. Namun di balik itu, ada kekhawatiran astrologi dan politik. Bila ibu kota tetap di Yangoon maka pemerintah tak akan stabil karena banyak warga protes dan demo. Secara geografis, Naypyidaw juga lebih susah dijangkau bila ada invasi dari negara asing.
3. Brasil
Awalnya, ibu kota Brasil adalah Rio de Janeiro dari 1763-1960. Karena kota ini sangat padat, maka ibu kota dipindahkan ke Brasilia pada tahun 1961. Perpindahan ini sudah dipikirkan dan direncanakan beberapa dekade sebelumnya. Perpindahan ibu kota ini sudah diamanatkan dalam Konstitusi Republik yang pertama pada tahun 1891. Sebelumnya, tahun 1827, penasihat Kerajaan Pedro I, Jose Bonifacio memaparkan rencana kepada Sidang Umum Brasil agar ibu kota pindah dari kota berpenduduk sangat padat. Namun rencana ini tidak terlaksana. Akhirnya pada masa Presiden Juscelino Kubitschek, amanat konstitusi itu dipenuhi. Tender pun digelar, mulai dari perencana kota, arsitek hingga desainer lanskap. Dari 5.500 orang yang ikut tender, terpilih Lucio Costa sebagai perencana kota utama, Oscar Niemeyer menjadi kepala arsitek gedung-gedung dan Roberto Burle Marx sebagai desainer lanskap. Brasilia pun dibangun dari tahun 1956 sampai 1960, dalam waktu 41 bulan. Pemerintahan kota ditunjuk dan dibentuk oleh Pemerintah Pusat, peraturan dan undang-undang dirancang DPR Brasil. Proses perpindahan ibu kota ini berjalan sukses dan membuat negara lain terinspirasi untuk mengikuti jejak Brasil.
4. Amerika Serikat
Saat masa Revolusi Amerika, Kongres AS bertemu di 8 kota, termasuk Philadelphia, Baltimore, and New York City. Mereka membahas ibu kota negara yang direncanakan terpisah dari negara federal dan membentuk distrik sendiri. Dan ini diamanatkan pada Konstitusi AS. Kemudian, Presiden George Washington memilih wilayah yang dekat dengan Sungai Potomac. Negara bagian Virginia dan Maryland kemudian mendonasikan tanahnya. Kemudian wilayah ini dinamakan Washington District of Columbia (DC), sebagai penghormatan atas Presiden George Washington. Kota ini didesain dan dibangun menjadi ibu kota negara pada tahun 1800-an. Hingga kini Washington DC menjadi pusat pemerintahan AS karena terletak Gedung Putih untuk Kepresidenan, US Capitol untuk tempat bersidang DPR dan Senat AS, juga gedung Mahkamah Agung AS. Sementara pusat bisnis AS, terletak di New York City, menjadi pusat bisnis, keuangan terbesar di dunia, bersama London dan Tokyo.
5. Australia
Pada abad ke-19, Sydney dan Melbourne menjadi 2 kota terbesar di Australia. Kedua kota itu menginginkan menjadi ibu kota negara, dan masing-masing tak saling mengakui. Sebagai bentuk kompromi, Australia akhirnya memutuskan untuk membangun ibu kota negara baru. Setelah pencarian dan survei, didapatkan lokasi negara bagian New South Wales, Canberra. Australia kemudian merencanakan dan membangun kota ini dan resmi menjadi ibu kota tahun 1927. Canberra terletak di tengah-tengah Sydney dan Melbourne, dan bukan kota pantai.
6. Iran
Ini dia negara yang bernasib sama dengan Indonesia yang sedang galau untuk memindahkan ibu kotanya. Iran mempertimbangkan relokasi ibu kotanya dari Teheran, yang dilalui 100 jalur patahan gempa dan sangat rawan bencana. Bila ibu kota negara dipindahkan, maka pemerintah bisa mengelola krisis bencana dan mengurangi korban. Para pemimpin pemerintahan dan politik serta para seismolog sedang mengkaji daerah di dekat Qom dan Isfahan sebagai tempat yang paling mungkin untuk membangun ibu kota baru. Tapi hal ini akan memakan waktu beberapa dekade dan membutuhkan dana yang besar. Namun, beberapa orang Iran percaya bahwa pemerintah ingin memindahkan ibu kota untuk menghindari protes terhadap pemerintah, mirip dengan Myanmar.
Oleh karenanya pindah ibu kota bukanlah hal baru dan bukan hal terlarang. Hal itu harus ditinjau dari aspek ekonomis, geopolitis dan pemerataan ekonomi secara jangka panjang.
0 comments:
Post a Comment