Monday 11 February 2013

POLITIK DEVIDE ET IMPERA BELANDA ILHAMI POLITIK INDONESIA

POLITIK DEVIDE ET IMPERA BELANDA ILHAMI POLITIK INDONESIA Meski Belanda sudah tak menduduki Indonesia lagi, meski Jepang sudah tak menjajah Indonesia lagi, dan meskipun Indonesia telah memproklamirkan diri menjadi negara yang merdeka dan berdaulat sejak tahun 1945. Ternyata bahaya penjajahan itu masih tetap ada hingga kini. Mengapa demikian?

POLITIK INDONESIA DIBAWAH TEKANAN ASING
Keberadaan asing di Indonesia masih tetap hingga kini dan bahkan bisa jadi kita sedang 'dijajah' saat ini. Apabila pihak yang bertanggung jawab tidak amanah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki negara ini. Hal itu mungkin terjadi. Hampir tidak ada bedanya dengan jaman penjajahan Belanda dahulu kala.
Dengan adanya kepentingan asing dengan sumber daya Indonesia, maka asing tak lepas dari usaha ikut menentukan kebijakan politik di Indonesia. Ini yang harus diwaspadai.
RIWAYAT POLITIK INDONESIA DIPENGARUHI BELANDA SAAT JAJAH INDONESIA
Selama 350 tahun Indonesia dibawah penjajahan Belanda. Ketika itu Belanda mengeruk hasil bumi melalui perusahaan yang diberi nama Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC yang didirikan pada 20 Maret 1602. Bedanya dengan perusahaan pada umumnya, VOC memiliki hak istimewa, dimana perusahaan ini layaknya sebuah negara yang memiliki tentara.
Untuk mengeruk hasil bumi Indonesia, VOC menggunakan politik devide et impera di Indonesia. Adapun politik devide et impera ini tekniknya yaitu Belanda memecah belah rakyat Indonesia berdasarkan pulau-pulau atau suku bangsa atau kerajaan. Lemudian Belanda mengadu domba antar suku atau kerajaan. Belanda menyuap orang Indonesia sendiri untuk mengkhianati bangsanya sendiri.

POLITIK DEVIDE ET IMPERA MASA KINI
Kini devide et impera bisa kita rasakan dan saksikan dimana pihak-pihak terentu brusaha memecah belah dan mengadu domba untuk memperoleh kepentingannya.
Kondisi di tahun politik menjelang tahun 2014 semakin buruk lagi. Intrik-intrik politik yang dilakukan secara piawai oleh elit partai semakin terasa.
Pengalaman bangsa ini selama 350 tahun cukuplah sudah menjadi sejarah. Jangan sampai mengorbankan kesatuan dan keutuhan bangsa ini hanya untuk memenuhi hajat dan kepentingan segolongan orang saja.
Politik Indonesia sepeti apakah sejatinya yang harus kita miliki?


Artikel Terkait Sejarah Indonesia

0 comments:

Post a Comment