Asal usul nama Indonesia. Indonesia adalah Negara kepulauan yang terbentang di garis khatulistiwa diapit dua benua Asia dan Australia. Letak Indonesia yang secara geografis di persimpangan jalur Asia dan Australia menjadikannya strategis bagi kapal-kapal yang melintas.
Pada abad ke 18 dimana banyak saudagar dari Eropa melintas dan berdagang di daerah ini menyebut kawasan Indonesia dengan berbagai istilah. Lantas darimanakah asal-usul nama Indonesia itu sebenarnya?
Sejarah Indonesia tak terlepas dari bangsa Eropah yang melintas wilayah Indonesia.
Perjalanan mereka ke wilayah ini punya misi Glory, Gold dan Gospel. Jadi disamping mencari kejayaan dan kekayaan dengan berdagang yang akhirnya menjajah, bangsa Eropah juga punya misi Gospel berarti menyebarkan agama. Mereka menamakan daerah antara Persia dan Tiongkok sebagai Hindia karena sebagian besar beragama Hindu.
Beberapa nama sempat diberikan kepada wilayah dan bangsa yang hidup di nusantara ini.
Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, mereka menamakan Nederlandsch-Indie. Kerena wilayah ini terdiri dari berbagai bangsa baik Melayu, Jawa, India, Cina, dan lain-lain, mereka kemudian menyebutkan Hindian Nations yang akhirnya lebih popular disebut Hindu Nations dan akhirnya Indonesian.
Kedatangan bangsa Arab untuk menyebarkan agama Islam membawa perubahan baru. Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Berikut ringkasan nama-nama yang diberikan untuk Indonesia :
1. Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan").
2. Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
3. Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
4. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
5. Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
6. Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Jadi kalau ditilik-tilik ternyata nama Indonesia justru diberikan oleh bangsa Asing bukan asli Indonesia.
Banyak negara setelah merdeka mengganti nama yang “diciptakan” atau diberikan oleh penjajahnya, seperti Ceylon menjadi Sri Lanka, Burma menjadi Myanmar, Indo-Cina menjadi Vietnam, Rhodesia menjadi Zimbabwe, Gold Coast menjadi Ghana, South-West Afrika menjadi Namibia, dll.
Jadi seandainya bangsa ini sepakat untuk meninggalkan nama yang diciptakan oleh orang Eropa, maka Indonesia bukanlah negara pertama yang mengganti nama peninggalan masa penjajahan. Demikian asal usul nama Indonesia. Bagaimana pendapat anda?
0 comments:
Post a Comment