BINATANG-BINATANG POPULER DI DUNIA POLITIK INDONESIA. Seiring berjalannya reformasi, media informasi semakin terbuka lebar. Masyarakat disuguhkan dengan transparasi informasi yang bisa mendapatkan berita setiap saat setiap waktu tanpa batas kapanpun mereka mau. Berita politik yang biasanya dikonsumsi hanya oleh kalangan dan waktu tertentu saja, sekarang menjadi konsumsu umum warga. Dengan semakin intensnya sebuah isu politik bergulir, kadang drama yang disuguhkan semakin dibumbui dengan informasi-informasi yang bombastis, dan tanpa terasa pula beberapa ekor binatang ikut serta dalam drama ini untuk menambah dramatis isue obrolan politik tersebut.
Kita ambil contoh saja dengan anjing, ungkapan "anjing menggonggong kafila berlalu" mungkin adalah istilah tertua yang telah dipakai oleh manusia dari sejak ribuan tahun lalu. Yang maksud dari ungkapan tersebut adalah kemasa bodohan akan pendapat orang lain dan terus melakukan apa yang dirasa benar. Yang paling santer pada masa kekinian adalah kita disuguhkan oleh kasus bagaimana Fathanah yang membawa PKS terseret dalam isu korupsi. Dalam hal ini PKS menuduh KPK tidak membangun image untuk merusak nama PKS saja dengan hanya menelusuri aliran rekening dari Fathanah ke oknum PKS saja. Padahal menurut PKS, aliran dana ini bila di urut detail telah diterima oleh banyak pihak. Pendukung pernyataan dari PKS inipun berteriak, "HIDUP PKS....LAWAN DISKRIMINATIF JOHAN BUDI..... YANG LAIN ANGGAP SAJA ANJING MENGGONGGONG KAFILAH BERLALU...ORANG WARS DUKUNG PKS ", demikian teriaknya di sebuah forum terbuka jpnn.com.
Selain anjing yang naik pamornya, kita tarik beberapa bulan sebelumnya ketika Jakarta diramaikan oleh perhelatan politik yang ditunggu-tunggu semua orang yaitu pemilihan Gubernur DKI. Seekor binatang kembali naik gengsinya ketika namanya dicatut dalam dialektika politik. Binatang apakah itu? yaitu kutu. Yup, istilah kutu loncat!. Kutu loncat di asosiasikan kepada seseorang yang begitu mudah untuk berpindah-pindah haluan dari satu partai ke partai lainnya. Isu ini muncul pada waktu itu ketika kandidat wagub yaitu ahok dituduh sebagai kutu loncat karena dia sebelumnya memakai kendaraan Golkar menuju kursi legislatif dan saat ini memakai Gerindra untuk memuluskan tujuannya.
Ah, jangan lupa saudara dengan kambing. Kambing pun tidak mau kalah dan mungkin sudah lebih maju dibanding istilah lainnnya karena kambing telah hadir jauh-jauh hari dengan istilah "kambing hitam". Publik beberapa bulan belakangan kembali disuguhkan dengan berita bagaimana terlambatnya "BALSEM" - julukan yang diberikan masyarakat atas Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) - diterima oleh masyarakat. Dan ternyata PT. POS kali ini yang menjadi "kambing hitamnya". Dahlan Iskan sendiri ketika mengetahui bila PT. POS dijadikan kambing hitam oleh publik menyatakan hal itu biasa saja. Mungkin beliau faham karena memang di Indonesia ini banyak kambing.
Adalagi binatang lain yang mungkin lebih keren dibanding binatang-binatang lainnya yaitu sapi. Anda tentu mengenal dengan istilah "politik dagang sapi" bukan? Maksud dari pernyataan ini adalah sebuah proses tawar menawar yang dilakukan antar elite partai untuk tercapainya sebuah tujuan. Merunut kepada asal usulnya, konon istilah ini dipakai karena ada suatu daerah tepatnya di Payakumbuh yang melakukan transaksi jual beli sapi dengan cara yang unik. Cara yang dilakukan dalam transaksi tersebut adalah penjual dan pembeli bersalaman dibawah sarung, dan kedua belah pihak hanya menggunakan isyarat saja dalam melakukan dealing. Negosiasi berjalan alot dimana penjual dan pembeli terlihat saling menggeleng dan mengangguk tanpa sepatah kata terucap. Samapi terjadi sebuah kesepakatan, kedua belah pihak mengangguk dan tersenyum puas! Sunggu hebat bukan? Sebuah negosiasi yang terjadi tanpa ada sepatah kata terucap!
Hal ini pula yang membawa "politik dagang sapi" menjadi istilah yang dipakai ke ranah politik Indonesia. Bagaimana masyarakat disuguhkan oleh sinetron politik dimana sebuah keputusan yang terlihat alot, dengan sebuah proses yang panjang kali lebar ternyata bisa mencapai keputusan yang kadang diluar perkiraan publik. Disinilah sebuah kompromi politik telah dilakukan antar elite dimana publik tidak mengetahuinya. Sebuah negosiasi level dewa mungkin ya? haha
Sebenarnya masih banyak istilah lain dalam perkebinatangan ikut dicatut masyarakat untuk mengomentari keadaan. Namun penulis jujur tidak terlalu berani untuk mengungkapkan karena bisa saja penulis ikut serta dalam kemelut kata binatang ini sehingga menjadi "kambing hitam", padahal penulis sama sekali tidak pandai dalam "politik dagang sapi", apalagi penulis tidak mempunya bakat sebagai "kutu loncat" mengingat penulis bukan politikus. Tapi menurut anda, siapakah orang yang dimaksud ketika ada komentar di publik tercetus, "ga bakalan dah si kebo berani lawan uncle sam", pada sebuah topic. Atau menurut anda, siapakah yang dimaksud komentator dalam suatu kolom ketika dia berucap "namanya juga anggota HEWAN.... Mirip monyet ga dilemparin pisang ma kacang....", kami serahkan kepada publik untuk menebaknya haha. Semoga sahabat Obrolan Politik bisa bijak dalam memahami politik di Indonesia. (nm)
Referensi
http://www.jpnn.com
http://news.okezone.com
http://m.merdeka.com
http://www.gonjonglimo.com
http://www.kaskus.co.id
http://lipsus.kompas.com
0 comments:
Post a Comment