KOALISI PARTAI ISLAM TAK KUNJUNG TERWUJUD, INI ALASANNYA. Hasil sementara penghitungan suara pada pemilu legislatif pada 9 April 2014 yang lalu menunjukkan tidak satupun partai yang mutlak memenangi pemilu tersebut. PDIP yang telah mendeklarasikan Jokowi sebagai capres dengan harapan dapat meningkatkan elektabilitas partai nyatanya mendapat perolehan suara jauh dari apa yang ditargetkan, yaitu hanya 19% dari 27-30% target. Partai berbasiskan Islam sendiri sebetulnya memiliki peluang untuk tampil dengan mengusung capresnya sendiri. Namun hiinga kini tak tampak gerakan yang mengarah ke hal tersebut. Mengapa demikian? Simak alasan-alasannya berikut ini.
Hasil perolehan suara pemilu legislatif 9 April 2014 pada saat ini sebagaimana dilaporkan di www.detik.com Cyrus-CSIS khususnya Partai Berbasiskan Islam adalah sebagai berikut :
1. 9.2% Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
2. 6.9% Partai Kesejahteraan Sosial (PKS)
3. 7.5% Partai Amanat Nasional (PAN)
4. 6.7% Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
5. 1.6% Partai Bulan Bintang (PBB)
Total 31.9%
Hasil tersebut menunjukkan apabila partai-partai berbasis ideologis tersebut dapat terwujud maka memiliki peluang yang cukup besar untuk maju dan bahkan memenangi pilpres 2014. Namun apa yang terjadi kebanyakan partai-partai tersebut justru bergerak sendiri-sendiri dan langkah-langkah yang bisa diamati hingga saat ini justru berkoalisi ke partai partai berbasis nasional. Dengan demikian maka partai-partai berbasiskan Islam terkesan hanya sebagai pelengkap saja padahal sebagai 'mayoritas' dari suara yang diperolehnya.
Tentu hal ini mengundang pertanyaan, mengapa partai-partai Islam tersebut belum mampu untuk membentuk sebuah koalisi yang dapat mengusungkan seorang capres untuk maju ke dalam pilpres 2014 ini. Menurut pengamatan sebagian kalangan bahwa sulitnya terwujud koalisi Islam itu karena tak memiliki bakat sebagai pemimpin seperti ditulisan Tempo berikut ini.
Namun menurut pengamatan dari berbagai survey menunjukkan problem mendasar tak mampunya membentuk koalisi partai Islam itu antara lain :
1. Tidak adanya sosok pemimpin yang bisa menyatukan partai-partai berbasiskan Islam
Kehadiran sosok pemimpin yang bisa mewadahi seluruh aliran-aliran dan partai-partai Islam di Indonesia sangat dibutuhkan untuk tidak hanya membentuk tapi juga merawat dan membina hubungan antar partai-partai Islam dan organisasi-organisasi Islam.
2. Kurangnya rasa toleransi dan ukhuwah Islamiyah di kalangan aliran-aliran Islam.
Hal ini terlihat dari seringnya terjadi gesekan-gesekan antar aliran yang lebih disebabkan egoisme segolongan umat Islam ataupun fanatisme yang berlebihan
3. Masih adanya keinginan untuk menjadikan hukum Islam sebagai dasar hukum di Indonesia
Keberagaman yang ada di Indonesia menuntut sebuah sistem hukum yang dapat dipahami dan diterima oleh semua golongan. Pancasila sebagai dasar negara sudah final pada tahun 1945 sehingga saat ini bukan lagi fokus dan menghabiskan energi dalam mempersoalkan ideologi negara tapi bagaimana memerangi korupsi, menurunkan harga barang serta pembangunan yang berkelanjutan untuk mensejahterakan rakyat dan tampil sejajar di hadapan dunia internasional sebagai negara yang kuat dan bersatu.
4. Masih belum menyatunya visi tentang bernegara dan beragama
Partai-Partai Islam harus dapat menyatukan visi yang sama tentang konsep bernegara namun tetap menghormati perbedaan dalam beragama. Jika hal ini dapat diberikan pemahaman kepada akar rumput maka koalisi partai Islam akan didukung oleh akar rumput dan bahkan dapat meraih simpati rakyat pada umumnya.
Demikian ulasan tentang Koalisi Partai Islam di Indonesia semoga bermanfaat. Apakah koalisi akan Islam terbentuk pada pilpres 2014 ini? Sebagian memperkirakan jika mampu terbentuk Koalisi partai Islam di Indonesia maka beberapa calon presiden berikut ini dinilai pantas untuk diusung seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Mari sama-sama kita lihat bagaimana arah pergerakan politik Indonesia kedepannya.
Hasil perolehan suara pemilu legislatif 9 April 2014 pada saat ini sebagaimana dilaporkan di www.detik.com Cyrus-CSIS khususnya Partai Berbasiskan Islam adalah sebagai berikut :
1. 9.2% Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
2. 6.9% Partai Kesejahteraan Sosial (PKS)
3. 7.5% Partai Amanat Nasional (PAN)
4. 6.7% Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
5. 1.6% Partai Bulan Bintang (PBB)
Total 31.9%
Hasil tersebut menunjukkan apabila partai-partai berbasis ideologis tersebut dapat terwujud maka memiliki peluang yang cukup besar untuk maju dan bahkan memenangi pilpres 2014. Namun apa yang terjadi kebanyakan partai-partai tersebut justru bergerak sendiri-sendiri dan langkah-langkah yang bisa diamati hingga saat ini justru berkoalisi ke partai partai berbasis nasional. Dengan demikian maka partai-partai berbasiskan Islam terkesan hanya sebagai pelengkap saja padahal sebagai 'mayoritas' dari suara yang diperolehnya.
Tentu hal ini mengundang pertanyaan, mengapa partai-partai Islam tersebut belum mampu untuk membentuk sebuah koalisi yang dapat mengusungkan seorang capres untuk maju ke dalam pilpres 2014 ini. Menurut pengamatan sebagian kalangan bahwa sulitnya terwujud koalisi Islam itu karena tak memiliki bakat sebagai pemimpin seperti ditulisan Tempo berikut ini.
Namun menurut pengamatan dari berbagai survey menunjukkan problem mendasar tak mampunya membentuk koalisi partai Islam itu antara lain :
1. Tidak adanya sosok pemimpin yang bisa menyatukan partai-partai berbasiskan Islam
Kehadiran sosok pemimpin yang bisa mewadahi seluruh aliran-aliran dan partai-partai Islam di Indonesia sangat dibutuhkan untuk tidak hanya membentuk tapi juga merawat dan membina hubungan antar partai-partai Islam dan organisasi-organisasi Islam.
2. Kurangnya rasa toleransi dan ukhuwah Islamiyah di kalangan aliran-aliran Islam.
Hal ini terlihat dari seringnya terjadi gesekan-gesekan antar aliran yang lebih disebabkan egoisme segolongan umat Islam ataupun fanatisme yang berlebihan
3. Masih adanya keinginan untuk menjadikan hukum Islam sebagai dasar hukum di Indonesia
Keberagaman yang ada di Indonesia menuntut sebuah sistem hukum yang dapat dipahami dan diterima oleh semua golongan. Pancasila sebagai dasar negara sudah final pada tahun 1945 sehingga saat ini bukan lagi fokus dan menghabiskan energi dalam mempersoalkan ideologi negara tapi bagaimana memerangi korupsi, menurunkan harga barang serta pembangunan yang berkelanjutan untuk mensejahterakan rakyat dan tampil sejajar di hadapan dunia internasional sebagai negara yang kuat dan bersatu.
4. Masih belum menyatunya visi tentang bernegara dan beragama
Partai-Partai Islam harus dapat menyatukan visi yang sama tentang konsep bernegara namun tetap menghormati perbedaan dalam beragama. Jika hal ini dapat diberikan pemahaman kepada akar rumput maka koalisi partai Islam akan didukung oleh akar rumput dan bahkan dapat meraih simpati rakyat pada umumnya.
Demikian ulasan tentang Koalisi Partai Islam di Indonesia semoga bermanfaat. Apakah koalisi akan Islam terbentuk pada pilpres 2014 ini? Sebagian memperkirakan jika mampu terbentuk Koalisi partai Islam di Indonesia maka beberapa calon presiden berikut ini dinilai pantas untuk diusung seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, Mari sama-sama kita lihat bagaimana arah pergerakan politik Indonesia kedepannya.
1 comments:
sharing nya nambah pengetahuan politiknya, terimakasih.. oy. main juga dan baca artikel kita di. POLITIK ala Rasulullah SAW
Post a Comment