Politisasi kasus hukum kerap terjadi di Indonesia. Serangkaian kasus hukum yang berawal tapi tak pernah berakhir terus menerus bergulir. Sebut saja kasus BLBI, Century Gate dan yang sekarnag sedang hangat dibicarakan Hambalang. Tak jarang terkadang aktor utamanya tidak terungkap ke publik melainkan hanya pion-pion saja yang terjerat kasus hukum. Kasus hukum yang saat ini sedang hangat dibicarakan adalah seputar Anas, Monas, Hambalang yang kini kembali mengungkit kasus Century yang didengung-dengungkan berdampak sistemik. Apabila KPK memang betul-betul serius dan memiliki i'tikad baik harusnya KPK usut tuntas sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang telah dibebankan kepadanya.
Pasca dijatuhinya Anas Urbaningrum kepada status Tersangka dalam kasus Proyek Hambalang, Anas terus-menerus mencoba bungkam dan sangat berhati-hati mengeluarkan statement terutama di hadapan publik. Kesan Anas Urbaningrum mencoba politisasi kasus hukum yang membenaninya semakin dirasakan. Setelah didatangi oleh Timwas Century pada awal minggu ini Senin, 4/3, publik menanti informasi apa yang bakal keluar dari halaman berikutnya 'Buku Harian Anas'. Menurut Timwas Century yang hadir ketika itu mereka tidak mendapat informasi yang dapat disampaikan ke publik karena terikat komitmen bersama Anas Urbaningrum terkait dugaan beberapa nama yang disebut dalam pertemuan Timwas dengan dirinya di awal minggu ini.
Jika Anas Urbaningrum politisi sejati, mestinya kasus-kasus pelanggaran hukum segera ia laporkan ke pihak yang berwenang menangani kasus tersebut. Tidak harus menunggu di saat ia sudah lengser jadi Ketum Partai Demokrat.
KPK sebagai lembaga yang ditugasi untuk mengusut tuntas kasus-kasus tindak korupsi harus secara aktif dan tanpa pandang bulu menangani kasus-kasus yang besar dan prioritas. Mengumpulkan informasi dari para saksi tanpa harus menunggu 'desakan' publik dan media.
Politisasi kasus hukum akan terus terjadi jika kualitas moral elit politik tidak memberikan teladan etika politik yang santun kepada publik. Inilah tantangan kita saat ini dan di masa mendatang.
0 comments:
Post a Comment